Persona Lover Indo
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Komunitas pecinta Persona di Indonesia!
 
IndeksIndeks  Latest imagesLatest images  PendaftaranPendaftaran  LoginLogin  
Login
Username:
Password:
Login otomatis: 
:: Lupa password?
November 2024
MonTueWedThuFriSatSun
    123
45678910
11121314151617
18192021222324
252627282930 
CalendarCalendar

 

 [ON WRITING] The Boy Aka The Uninvited

Go down 
2 posters
PengirimMessage
aragistupidhoe
Mod
aragistupidhoe


Male Jumlah posting : 2613
Age : 31
Quote : Let's make PLI better places for everyone!
Money : 33229
Registration date : 11.10.08

Persona-User Information
Name:
Persona:
Gender:

[ON WRITING] The Boy Aka The Uninvited Empty
PostSubyek: [ON WRITING] The Boy Aka The Uninvited   [ON WRITING] The Boy Aka The Uninvited EmptySat Jul 11, 2009 6:45 am

sebelumnya, buat anggota AARP Roleplay Persona (YUKIKO, REIS, YURREI, RAIKO, KARIN, RIKKU...eh...semuanya aja deh *dihajar*)

Ini kisah sebelum Aragi masuk dan menjadi Persona User... supaya klimaksnya lebih jelas dan begitulah...~
*dibunuh*

hwohohoho hwohohoho hwohohoho

The Uninvited “Tales Of The Boy”

Rating : PG-13
Genre : Drama, Psychological Horror, Thriller

Kisah sebelum My Bloody Valentine, Dan sebelum masuk persona di AARP. Tapi untuk my bloody valentine hanyalah sebuah tambahan doang. Jadi kisah mbv tidak pernah terjadi…

Based On the original movie “THE UNINVITED” and “TALES OF TWO SISTERS”

Character :

Ashley Nicholas (Younger Brother) Aragi Yamato
Rein Nicholas (Elder Brother) Rein Yamato
Zac Erin (Mysterious Uncle) Zakku Satao
Ray Nicholas (Dad) Ray Yamato

Rein, blonde guy, blue eyes
Ray, blonde guy, blue eyes


Di sebuah malam…

Pesta api unggun di sebuah pantai…

Semua anak muda sedang meramaikan tempat itu. Dari lelaki sampai perempuan. Ada yang beberapanya anak muda tersebut mabuk, dan ada yang tidak…

Ashley, anak cowok yang akan menjadi tokoh kisah utama ini bersama kakaknya, Rein. Ashley sekarang berada di dekat api unggun bersama teman-temannya. Dia sekarang lagi membakar marshmallow…

“krekkk…” suara api unggun

Ashley diam saja sambil membakar marshmallow itu… temannya yang disebelah lalu menyapanya…

“hey, dia sepertinya tidak datang Ash” ucap temannya itu

“yeah” jawab Ashley “buang waktuku aku menunggu dia disini”

“bah, tidak ada ruginya” ucap temannya sambil mengeluarkan sesuatu, itu narkoba dan obat-obat terlarang lainnya “mau?”

”hentikanlah” ucap Ashley sambil bangkit

Ashley lalu menjauhi kumpulan teman-temannya tersebut. Sekarang dia berjalan, hendak pulang. Tiba-tiba terlihat kakaknya memanggil di dekat api unggun dikelilingi 2 perempuan…

“hey Ash” sapa kakaknya

”Rein” dingin Ashley “Aku pulang duluan”

“kenapa?” Tanya Rein “ada yang tidak beres?”

Ashley langsung pergi saja… Rein lalu memanggilnya…

”Ashley!” panggil Rein…


Ashley melewati sebuah hutan, pulang ke Villa-nya yang indah dan bagus. Villa tersebut memiliki rumah besar dan dermaga kecil sendiri. Terlihat pemandangan laut yang begitu indah dari villa dan dermaga kecil. Di dekat dermaga tersebut ada rumah pondok kecil…

Ibu Ashley sekarang sedang sakit, tempat yang dia mau adalah rumah pondok kecil dekat dermaga tersebut. Jika ada apa-apa, ibunya selalu membunyikan lonceng kecil yang dia pegang di tangannya…

Ashley sekarang mendengar lonceng kecil yang dibunyikan ibunya. Dia lalu bergegas… namun dia kepikiran sesuatu…

Ashley lalu membuka pintu masuk ke dalam rumah itu, terlihat ibunya sedang sakit parah terbaring di suatu ranjang. Dia sambil diinfus…

“Ashley…” ibunya memanggil namanya

Dia heran, ibunya harusnya tak sendirian disitu. Seseorang pasti harus bersamanya… Ashley lalu kembali keluar. Hendak mengambilkan beberapa pesanan ibunya yang dia minta. Namun, setelah beberapa langkah dan meter dia berjalan dari pondok tersebut…

“JDERRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!!!!!!!!!!!!”

Api ledakan muncul dari pondok kecil itu, Ashley yang terkejut menoleh… Api itu membakar penuh pondok itu, dan tentu saja. Menewaskan ibunya juga…


Sekarang…

Sebulan setelah kejadian itu… rumah sakit jiwa…

Ternyata itu adalah kesaksian yang dilihat Ashley, ketika ibunya meninggal. Dia sekarang menceritakan itu ke dokter psikiaternya… Dia sekarang berada di ruang dokter tersebut…

“well…maafkan saya dokter” keluh Ashley “sejauh itu, hanya itu yang saya ingat” ujar cowok berambut hitam yang hampir menutupi matanya ini

“hmm… kau pasti syok juga bukan?” Tanya dokternya “okey, memang ini tidak gampang”

“yeah” ujar Ashley

Dokternya lalu berpikir…

”mungkin kau sudah cukup sebulan ini Ash” ucap dokternya “kau boleh pulang”

”benarkah dok?” Tanya Ashley yang ragu “saya masih kurang yakin dengan keputusan anda”

”well, sejauh ini kau sudah kembali sehat Ash” ucap dokternya “mungkin kau belum bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, tetapi begitulah proses Ash” ucap dokternya

Ashley lalu berpikir…

“well, kau pasti merindukan suasana itu bukan?” Tanya dokternya “berliar, mabuk, mencari gadis, menciumnya…”

”Haha…” Ashley tertawa mendengar dokternya yang ramah dan lucu

“keluarlah Ash, nikmati masa mudamu” ucap dokternya “dan, selesaikan apa yang kau mulai Ash”


Ashley sekarang berada di kamar rumah sakitnya. Dia sekarang membereskan barang-barang miliknya…

Dia lalu berjalan ke dekat jendela kamarnya, melihat keluar. Di luar tampak ada ayahnya berada di dekat mobil…

“ayah…!”

Ashley tersenyum, ayahnya lalu melihatnya dan melambaikan tangannya… Ayahnya lalu memberi suatu tanda bahwa dia menunggunya dibawah…


Ashley lalu berlari keluar rumah sakit sambil membawa tas miliknya… Dia lalu langsung menghampiri ayahnya dan memeluknya…

Ayahnya datang bermaskud tuk menjemputnya, dan membawa Ashley kembali pulang…


Sekarang…

Di dalam mobil, ayahnya membawa mobil. Dia sekarang berbicara dengan Ashley…

”hanya sebulan saja, kau sudah tampak kurus…” ucap ayahnya

”well, munyak sama makanan rumah sakit” jawab Ashley

Ashley lalu berpikir

“ayah, kau belum ada rencana untuk menikah lagi kah?” Tanya Ashley

“well, ayah belum menemukan wanita yang cocok dengan ayah” jawab Ayahnya “dan juga siap untuk merawat kau Ash”

“hmm…” Ashley berpikir

Ayahnya lalu mengambil sesuatu di belakang dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya menahan setir

“well, ayah tahu sesuatu yang bagus” ujar Ayahnya

Ashley lalu penasaran dengan apa yang akan dikeluarkan ayahnya… Itu sebuah tempat makanan. Ashley lalu meraihnya dan membukanya

“oh…”

Itu sebuah cookies…

“terima kasih ayah!” seru Ashley

”itu Zac membuatnya” ucap ayahnya “dia maunya tadi yang menjemputmu, tapi kubilang sebaiknya ayahnya yang menemuinya” perjelas Ray, nama ayah Ashley “kau tahu, saudara ibumu itu benar-benar perhatian dan baik Ash…”

”ayah” tahan Ashley “aku mengerti kok”

Ray lalu tersenyum melihat Ashley, Ashley lalu menutup kembali tempat makanan tersebut. Menaruhnya kembali ke belakang… Dia tampak risih stelah tahu itu cookies adalah buatan pamannya…

Semenjak kematian ibunya, Ray meminta Zac untuk menjaga rumah sekaligus menemani Ashley dan Rein. Well, Zac juga merasa bersalah karena tidak bisa menjaga saudara tua dia (ibu dari Ashley dan Rein). Oleh karena itu, dia memutuskan tuk tinggal sampai Ray menemukan pembantu atau istri baru…


Sesampai di villa rumah…

Ray sekarang memberhentikan mobilnya di depan pintu masuk rumah, Ashley langsung keluar mobil. Dia bergegas ke dalam rumah. Dia lalu memperhatikan seisi rumah tersebut yang besar dan mewah tersebut…

“…”

Ashley lalu langsung beranjak ke lantai atas sambil memanggil nama seseorang…

“Rein!!!”

Nama kakaknya, tetapi sepertinya kakaknya tidak ada. Ashley lalu berjalan ke sebuah kamar. Itu kamarnya, dia lalu langsung membaringkan dirinya di kasur. Merindukan tempat tidur dia yang nyaman dengan seprai biru…

Ashley lalu bangkit, dia kemudian berjalan ke jendela kamarnya. Dia lalu melihat seseorang sedang berenang di dekat dermaga rumahnya. Itu kakaknya…Rein…

“…Rein…”

Ashley lalu langsung mengganti pakaiannya, dia lalu keluar dari kamarnya. Turun ke lantai bawah. Ketika dia hendak berjalan keluar lewat pintu samping… seseorang muncul dan menyapanya…

“Ashley…” sapa orang itu “kau kembali…”

Itu pamannya, Zac. Dia habis jogging sepertinya terlihat keringat dia membasahi tubuhnya…

“kau kaget melihatku basah kuyup begini… tapi…” ujar pamannya sambil memegang botol aqua “selamat datang kembali”

“yeah…” ucap Ashley sambil mengangguk

Zac lalu memperhatikan Ashley…

“kau…jadi kurus banget ya?” sapa Zac Ramah

Ray lalu muncul…

“well, mungkin kau bisa membantunya Zac” ucap Ray ke Zac muncul dibalik Ashley “untuk merubah dia kembali…haha”

”saya mungkin mulai dengan makanan kesukaanmu” ucap Zac tersenyum ke Ashley

Ashley tampak kikuk… dia hanya mendengarkan pamannya berceloteh… entah, sepertinya Ashley tampak tak menyukai pamannya…

“okey, aku mau berenang” dingin Ashley

Ashley lalu langsung keluar lewat pintu samping… meninggalkan ayahnya dan pamannya…


Ashley sekarang berada di luar…

Langkah kaki dia memelan. Melihat rumah pondok kecil yang sudah utuh kembali… dimana ibu dia meninggal waktu itu akibat sebuah ledakan misterius…

Ashley lalu mendekati pondok itu, dia memperhatikan seluruh isi dan tempat rumah pondok kecil tersebut dari luar… mengingat masa lalu…

“deg!!!”

Tiba-tiba terdengar suara mirip lonceng ibunya dulu, suara itu berasal dari samping pondok. Ashley lalu melihatnya, itu ternyata hanya suara gantungan pengait… Dia lalu menaruh gantungan pengait itu…

Ashley lalu melihat ke dalam pondok rumaht itu dari luar jendela samping… di dalamnya tak ada apapun atau siapapun…

“seperti tak pernah terjadi huh?” ucap seseorang

Ashley lalu menoleh ke samping… itu ternyata kakaknya, Rein. Dia hanya menggenakan celana renang…

“Rein…!!!”

Mereka lalu berpelukan…

”oh tuhan…maaf aku berlebihan…tapi aku merindukanmu…!!” ucap Ashley sambil memeluk Rein

Rein ikut memeluknya. Mereka lalu berhenti…

”well, butuh seminggu untuk memperbaiki tempat ini” ucap Rein ke Ashley “jadi…selamat datang ke dunia baru” tersenyum Rein “yang dipenuhi orang-orang gila”


Mereka berdua sekarang duduk di ujung dermaga… mengobrol-ngobrol diatas terik matahari…

“oh…aku mengerti” ucap Ashley

Rein menjelaskan bagaimana paman Zac bisa muncul…

”ok, mungkin itu sudah cukup” ucap Rein sambil bangkit dan mengambil tasnya “kau sekarang boleh memulai sesuatu”

”maksudmu?”

“tuk mulai menjauhiku” ucap Rein dingin

Ashley lalu bangkit… dia mencoba menahan Rein…

”Rein…!!!”

Rein lalu berbalik

”kau ngak tahu bagaimana rasanya dengan 2 orang sial tersebut di rumah. Kau beruntung hanya menjadi psikopat di dalam rumah sakit sana”

“Rein, kau ngak tahu rasanya gimana di dalam sana”

“dia ibuku juga Ash” tegas Rein

Rein lalu bergegas pergi lagi… tetapi dia menoleh kembali…

“kau tahu, setidaknya kau bisa membalas surat-surat yang kukirim ke kamu Ash” ucap Rein

“kamu membicarakan apa…?” Ashley tampak tak mengerti

“surat yang kuberikan, apapun yang kukirimkan ke rumah sakit” ucap Rein

”aku ngak mendapatkan atau menerima apapun selama disana Rein” perjelas Ashley “aku bersumpah”

Rein terdiam mendengar Ashley…

“mungkin dokter tidak mau menunjukkannya karena tidak ingin aku melihatnya” perjelas Ashley

Rein lalu kepikiran sesuatu sambil menoleh ke belakang, ke rumah…

“ngak…” pikir Rein “itu bukan kesalahan dokter…”

Rein lalu bergegas kembali ke atas…

”DASAR ANJING!!!!!!!” geram Rein sambil memukul pagar pembatas dermaga tersebut

“BUK!!!”

Rein menitipkan surat-surat itu ke Ray untuk Ashley… tetapi sepertinya Ray yang menyimpan surat-surat itu dan tak memberikannya ke Ashley…


Rein sekarang menemui Ray… Ray tampak tak mengacuhkan dan menghiraukan Rein… Dia hanya diam saja… maklum, Rein bisa dibilang anak nakal yang nakalnya luar biasa. Lain dari Ashley yang lebih penurut dan jauh baik-baik. Mungkin itu sebabnya Ray tak menghiraukan ocehan Rein…

”kenapa ngak memberikan suratku ke Ash Ray?!” Tanya Rein

”oh, apa mungkin karena kamu takut aku cerita-cerita tentang masalah si Zac?” Tanya Rein lagi “itu kah?”

Tetapi Ray benar-benar tak menghiraukan Rein…

Ashley yang mendengarnya berada di luar rumah dekat ruangan dimana Rein dan Ray berada… dia terdiam… mendengar kakaknya ngamuk ke ayahnya…

“Aku kan memberi tahu rahasia kotor kecil?” Tanya Rein lagi

Ray diam saja… dia lalu memegang kepalanya

”alah…buang-buang waktu bicara ama anjing kayak kamu Ray”

Rein lalu pergi dari ruangan ayahnya, meninggalkannya. Dia lalu membanting pintu

”JDAKKK!!!!”

Rein lalu bergegas ke suatu tempat, dia ke hutan…

”Rein, kau mau kemana?!” Tanya Ashley

”Kayak orang peduli saja sama aku!!!” jawab Rein

Rein lalu pergi ke dalam hutan… Ashley Cuma bisa pasrah… dia juga tidak tahu harus apa…

[Bersambung ke bagian 01 chapter 01]
Kembali Ke Atas Go down
Om Imo

Om Imo


Female Jumlah posting : 1217
Age : 28
Quote : OM IMO PUNCH!!
Money : 44902
Registration date : 22.05.09

Persona-User Information
Name: Mikuru Arsenbach
Persona: Kamui Gier
Gender: Female

[ON WRITING] The Boy Aka The Uninvited Empty
PostSubyek: Re: [ON WRITING] The Boy Aka The Uninvited   [ON WRITING] The Boy Aka The Uninvited EmptySat Jul 11, 2009 9:37 am

weks panjang amat !!! [ON WRITING] The Boy Aka The Uninvited 274476

LANJUT MAS!!!
Kembali Ke Atas Go down
http://mimoaneh.blogspot.com
 
[ON WRITING] The Boy Aka The Uninvited
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» The Uninvited (2009)
» [ON WRITING/T] P4: WftD
» My story/fanfic[ON WRITING]
» [ ON WRITING/SU ] PERSONA AZX
» [ON WRITING]/SU] G.H.O.S.T. SQUAD versi PLI

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Persona Lover Indo :: Naganaki Shrine :: Akinari's Story :: Non Shin Megaten : Fanfic-
Navigasi: